Sunday, May 20, 2012

Tarapuccino


Meski sebagai penikmat kopi, saya tidak terlalu paham dengan nama berbagai jenis kopi. Saat membaca judul Tarapuccino, saya bertanya-tanya jenis kopi apa yang dimaksud. Pencarian di google pun tidak menuai hasil karena yang muncul, sebagian besar resensi buku terbitan Indiva ini. Parahnya, hingga separuh buku tuntas, saya masih belum mengerti, kopi jenis apa Tarapuccino ini. Mungkin karena terlalu fokus dengan konflik dan plot, saya baru ‘ngeh’, “Oiya, nama tokoh perempuannya kan Tara, apa dari sana ngambilnya?” dan itupun masih dalam taraf menebak-nebak. Jadi, monggo kesediaan penulisnya untuk memperjelas.
 

Cerita dibuka dengan aksi ilegal Diaz dan bagian ini berhasil menggenjot rasa penasaran saya. Kemudian, setting berpindah pada sebuah toko kue yang dirintis oleh Tara dan sepupunya, Raffi. Bakery yang bernama Bread Time ini, merupakan salah satu toko kue yang ternama di Kota Batam. Nah, di sini penulis memberikan ide yang menarik berkenaan dengan lokasi dan manajemen toko yang bernafaskan islam. Layak untuk diterapkan pada dunia nyata.
 

Konflik dimulai ketika Bread Time memutuskan hubungan dengan Calvin & Co, pemasok bahan baku produksi, dikarenakan produk mereka mengandung bahan yang diharamkan. Idealisme dan keteguhan para pemilik toko untuk menjaga kehalalan serta mempertahankan kualitas makanan, ternyata berbuntut panjang. Teror mulai bermunculan dan sosok Hazel, desain grafis baru Bread Time, mulai dipertanyakan.
 

Aksi illegal Diaz ternyata mengantarkan pembaca pada masa lalu kelam mahasiswa drop out yang harus menanggung utang Sang Ayah tersebut. Kematian ayah Diaz juga menyisakan tanda tanya besar tentang keberadaan Ibu kandungnya, yang sayangnya oleh penulis tidak dituntaskan dan tetap menjadi misteri hingga cerita berakhir. Tanggung jawab semakin besar karena harus membiayai hidup ibu tiri dan 3 saudara tirinya yang masih bersekolah. Maka, halal dan haram pun menjadi perang batin dan terus mengusik hati Diaz.
 

Konflik cinta pun tak luput jadi sasaran ‘tembak’ penulis. Tara, Raffi, dan Hazel terlibat cinta segitiga. Tapi menurutku kisah cinta ketiga tokoh ini tidak terlalu banyak dimunculkan, karena penulis lebih menonjolkan sisi misteri dalam alur cerita, dan untuk seleraku itu lebih ‘nikmat’. Kunci misteri itu sendiri sebenarnya, telah diselipkan penulis di bab-bab awal dengan cukup halus. Saya berhasil menangkap kunci tersebut dan sudah menebak akan ke mana cerita ini berlanjut. Meski begitu, penulis berhasil menciptakan suasana tegang dan menyelipkan pengetahuan tentang kode bahan makanan, internet dan Ilegal trading, sehingga saya pun bertahan membaca Tarapuccino sampai tuntas.
 

Saya agak bingung dengan pengaturan alurnya, apakah maju? Atau maju-mundur? Jika alurnya maju, kebingungan saya dimulai pada bagian di mana Hazel diterima sebagai karyawan Bread Time, yang terjadi lebih dulu dibandingkan saat Tara menyadari berita tentang kualitas bahan baku dari Calvin & Co. Apakah memang Calvin & Co sudah menyangka akan ada pemutusan kerjasama dari Bread Time sehingga mengirimkan Hazel sebagai mata-mata? Atau Hazel kebetulan mengikuti wawancara kerja ke Bread Time dan kemudian dimanfaatkan oleh Calvin & Co? Bagian yang mengganjal juga terjadi di bagian akhir cerita. Ada tanda tanya besar tentang hilangnya Diaz saat kecelakaan, yang ajaibnya di bab terakhir muncul kembali sebagai pengusaha.
 

Penampilan buku Tarapuccino, dengan ukuran yang di luar standar dan desain sampul yang bernuansa cokelat, terlihat menawan. Jempol untuk desainer sampulnya.
 

Judul: Tarapuccino
Penulis: Riawani Elyta & Rika Y. Sari
Editor: Saptorini
Penerbit: Afra Publishing
Cetak: Pertama, Oktober 2009/ Dzulqa'dah 1431 H
Tebal: 248 hlm
Bintang: ***

 :: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::

0 comments:

Post a Comment

 

Yuk Baca Buku Islam Template by Ipietoon Cute Blog Design