Friday, December 02, 2016

Belajar Hidup dari Hidup Rasulullah saw

Judul: Belajar Hidup dari Hidup Rasulullah saw | Penulis: 'Amru Khalid | 
Penerjemah: Atik Fikri Ilyas, Yasir Muqashid, Hikmawati | 
Penerbit: Maghfirah |  Terbit: Kedua, Juni 2007| Tebal: 376 hlm | 
Bintang: 5/5


Sebaik-baiknya teladan adalah Rasulullah saw, teladan sebagai pemimpin, sebagai orang tua, sebagai suami, sebagai pengusaha, sebagai teman. Intinya, keseluruhan hidup Rasulullah saw. sangat patut untuk dijadikan teladan bagi seorang muslim. Pertanyaannya, apakah seorang muslim bersedia menjadikan segala unsur dalam diri dan proses dakwah beliau sebagai teladan hidupnya?
“Seseorang yang menyatakan cintanya kepada Rasulullah, dia harus bertanya pada dirinya; Apakah dia sering menyebut namanya? Apakah dia melakukan apa yang diperintahkan? Apakah dia mempelajari sejarahnya yang mulia? Apakah petunjuknya dapat mengalahkan pendapat dan hawa nafsumu?”
Sebelum mengenal Rasulullah saw lebih dalam, penulis mengajak untuk mengetahui apa dan kenapa seorang muslim perlu mengenal, mencintai, dan meneladani sosok Rasulullah saw. Pertanyaan-pertanyaan mendasar disuguhkan untuk dijawab dengan jujur demi mengetahui keabsahan dari cinta seorang muslim kepada Rasulullah saw.
“Muhammad adalah seorang manusia yang dipuji dari kalangan manusia, dan Ahmad  adalah orang yang paling banyak pujiannya kepada Allah. … tidak ada manusia yang lebih banyak pujiannya kepada Allah daripada Rasulullah saw” (h.15)
Kenapa kita harus mencintai Rasulullah, salah satunya, karena Beliau sangat mencintai umatnya, bahkan pada umat Islam yang belum berjumpa dengannya. “Rasulullah pernah berucap, ‘… saudara-saudaraku adalah orang-orang yang datang setelahku dan beriman walaupun mereka belum pernah melihatku. Sungguh aku sangat merindukan mereka, maka aku menangis.” (h.368) Meski belum pernah berjumpa, kelak di hari Akhir, Rasulullah saw akan mengenali umatnya dari bercahayanya wajah karena wudhu, maka inilah salah satu keutamaan dari shalat.

Kecintaan kita kepada Rasulullah memang tidak sebanding dengan para sahabat, tetapi kisah-kisah tentang kecintaan para sahabat kepada Rasulullah saw memperlihatkan betapa agungnya sosok beliau. Bahkan, kecintaan para sahabat terukir pada keinginan yang besar untuk bersanding dengan Rasulullah saw di surga. Maka, penulis memberikan beberapa faktor yang bisa menguatkan cinta kita pada Rasulullah saw, salah satunya adalah banyak membaca dan mempelajari sejarah Rasulullah supaya mengenal kehidupan, jihad, kasih sayangnya, dan segala hal yang berkaitan tentang sejarah Rasulullah (h.37)

Tak sekadar memaparkan tentang alasan dan keistimewaan mencintai Rasulullah, penulis juga mengisahkan sejarah hidup beliau, terutama perjalanan dakwah hingga kematian. Sebenarnya, kisah perjalanan Rasulullah yang disampaikan tidak jauh berbeda dengan sirah nabawiyah lainnya. Tapi yang membuat buku ini berbeda adalah adanya penutup di setiap babnya yang merangkum pelajaran apa yang bisa diambil. Selain itu, dalam penuturan setiap perjalanan Rasulullah saw, penulis akan menyelipkan analisa dan pertanyaan renungan untuk memperkuat pembaca mengenal dan memahami kehidupan Rasulullah.
Pembahasan detail tentang upaya Rasulullah saw mencari suaka ke 26 kabilah (disertai penjelasan nama-nama dan penerimaan kabilah terhadap Rasulullah saw), menjadi pengetahuan baru bagi saya. Pencarian suaka ini dilakukan karena dakwahnya terhadap orang-orang Quraisy tidak membawa hasil. Proses awal sebelum hijrah, perkenalan lalu agenda pertemuan-pertemuan Rasul dengan perwakilan rombongan dari Madinah, hingga sampai di tanah Madinah juga disampaikan dengan mendetail.
“Sesungguhnya, cita-cita besar untuk memperbaiki Negara dan kondisi kita, dapat terwujud dengan cara bekerja keras dan berkorban, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi saw. lewat sentuhan tangan Rasulullah, akhirnya wajah dunia dapat berubah setelah mada duapuluh tahun. Apakah sekarang kita bisa memahami makna firman Allah swt, ‘Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alama’ (Al-Anbiya [21]:107)”
Rasulullah adalah sosok pemimpin yang membumi. Dalam berdakwah beliau tak sekadar menyampaikan tapi juga membimbing sahabat-sahabatnya untuk memberikan ilmu penunjang dakwah. Salah satu yang berkesan adalah bagaimana Rasulullah membekali delegasi-delegasinya dengan ilmu bahasa hingga membuat mereka mudah untuk menyampaikan dakwahnya. “Kekuatan memerlukan pengembangan bakat dan keahlian. Rasulullah suka sekali mempelajari  bahasa asing dan mengembangkan bakat dengan berbagai cara. Kekuatan tidak akan tercipta melainkan dilakukan oleh para pemuda cerdas yang memiliki kemampuan dan bakat.”

Sirah ini tidak hanya berkutat pada sosok Rasulullah, tapi juga terselip kisah-kisah keteguhan para sahabat dalam mempertahankan keimanan dan agamanya. Kecintaan Rasulullah saw kepada umatnya terasa sekali dalamnya, tidak ada kebencian dalam dirinya, perlindungan senantiasa diberikan dengan menepis tawaran-tawaran Malaikat Jibril untuk menghancurkan para musuh Islam. Setelah membaca kedalaman cintanya, bagaimana bisa umatnya tidak mencintai Rasulullah saw?
“Perjalanan hidup Rasulullah saw, ‘Risalah perbaikan bumi’, yakni kisah menangnya kebenaran dan kebajikan di atas kebatilan, juga upaya pembentukan kepribadian, merupakan sebuah misi yang berlangsung selama duapuluh tiga tahun, yang ditujukan kepada umat manusia seluruhnya.

0 comments:

Post a Comment

 

Yuk Baca Buku Islam Template by Ipietoon Cute Blog Design