Friday, December 08, 2017

Muslim Produktif



“Secara keseluruhan buku ini berisi tentang memahami bagaimana cara mengatur energi, fokus dan waktu kita agar dapat menjalani kehidupan yang produktif, dan bagaimana Islam bisa membantu kita meningkatkan ketiga faktor tersebut.” (h.2)

Islam memandang produktivitas sebagai alat untuk mencapai tujuan, dan produktif adalah sebuah proses untuk mendapatkan hasil. Seorang muslim diharuskan menjadi produktif, sesuai dengan peranan yang telah ditetapkan ataupun dipilih. Rumus produktif yang dijelaskan oleh penulis adalah energi x fokus x waktu dengan tambahan untuk tujuan yang bermanfaat.

Bagian rumus inilah, energi, fokus, dan waktu, yang menjadi subbab-subbab pada bab Produktivitas Spiritual, yang menjadi pembahasan awal teknis dan dianggap sebagai dasar bagi penulis untuk menjadi muslim produktif. Salah satu pembahasan dalam subbab energi spiritual adalah waktu shalat yang menjadi pengikat kepastian dan dapat dijadikan pengisian ulang energi sebelum kembali ke ‘dunia nyata’. Sebuah pemahaman yang diperkuat dengan kutipan dari buku Uncertainty: Jonathan Fields, “aktivitas fisik sederhana yang bersifat ritual dan rutin berfungsi sebagai pengikat kepastian. Pengikat kepastian adalah kebiasaan atau proses yang menjadikan sesuatu dapat dikenali dan diandalkan dalam hidup Anda.

Subbab-subbab yang sama juga dibahas pada bab Produktivitas Fisik dan Produktivitas Sosial, dengan terinci, seperti ketika membahas energi fisik, penulis menjelaskan tentang bagaimana manajemen tidur, gizi dan kebugaran. “Tidur berkualitas mengatasi setengah masalah produktivitas. Setengahnya lagi adalah bangun tepat waktu setiap hari.” ~ h.141. Pembahasan Produktivitas fisik menjadi poin yang paling banyak dibahas dalam buku ini. Karena penulis bukan pakar di bidang ini, beliau lebih banyak mengambil dari pengalaman pribadi atau hasil dari sharing dengan para ahli.

Dalam produktivitas fisik, tercantum tentang bahaya menunda pekerjaan. Bab inilah yang sangat menyentil kebiasaan saya yang suka menunda-nunda. Lawan kebiasaan menunda dengan komitmen dan menggali alasan mengapa kita suka menunda pekerjaan, menjadi salah dua dari bahan yang nantinya digunakan untuk mengatasi kebiasaan buruk tersebut. Salah satu tips yang diberikan penulis untuk mengatasi kebiasaan menunda adalah dengan membiasanya diri untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu, dan itu harus dilakukan berulang kali, supaya otak menjadi lebih efisien dan efektif.

Menghubungkan produktivitas dengan tujuan dan visi Anda, kemudian Mengembangkan Kebiasaan Produktif menjadi bahasan selanjutnya. Tantangan 30 hari menjadi salah satu dari tiga metode yang ditawarkan penulis untuk menciptakan kebiasaan baik. ‘Memaksakan’ diri untuk bersinambung melakukan kebiasaan baik selama 30 hari bermanfaat supaya alam bawah sadar bekerja otomatis. Saya sendiri merekomendasikan buku How to Master Your Habits untuk melengkapi pemahaman terkait menciptakan kebiasaan.

Dilanjut dengan bab penutup, yaitu Ramadhan dan Produktivitas. Ramadhan dipilih karena berharganya bulan penuh tersebut bagi kehidupan manusia. Dimana Ramadhan sangat memungkinkan menjadi titik balik perubahan manusia ke arah yang lebih baik. Salah satu bagian buku yang saya suka adalah mind mapping yang selalu digambarkan setiap akhir bab, sangat membantu ingatan secara visual terkait pembahasan di setiap babnya.

“Di mana pun Allah menempatkan Anda, Anda harus bermanfaat di sana.” ~h. 232

Judul: Muslim Produktif | Penulis: Mohammed Faris | Penerjemah: Kusnandar | Penerbit: Quanta | Terbit: 2017 | Tebal: 297 hlm | Harga: Rp. 85.000 | Bintang:4/5

0 comments:

Post a Comment

 

Yuk Baca Buku Islam Template by Ipietoon Cute Blog Design